Sabtu, 19 Januari 2013

STRATIFIKASI SOSIAL

Dalam buku Soekanto (2007)
A.    Terjadinya lapisan masyarakat
Pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Adanya sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya, seperti kepandaian, tingkat umur, sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat, dan mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu. Namun ada pula lapisan dalam masyarakat yang sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama.
B.     Sifat sistem lapisan masyarakat
Sifat sistem lapisan masyarakat dapat bersifat tertutup dan terbuka, sistem lapisan tertutup membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan lain, biasanya terjadi dalam masyarakat yang menganut sistem kasta, dan satu-satunya jalan untuk untuk menjadi salah satu anggotanya adalah kelahiran.

 Sebaliknya dalam sistem terbuka setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan, atau, bagi mereka yang tidak beruntung jatuh ke lapisan bawah.

C.     Dasar lapisan masyarakat
Di antara lapisan atasan dengan yang terendah, terdapat lapisan yang jumlahnya relatif banyak. Biasanya lapisan atasan tidak hanya memilikisatu macam saja dari apa yang dihargai oleh masyarakat. Akan tetapi kedudukannya yang tinggi itu bersifat kumulatif. Artinya, mereka yang mempunyai uang banyak akan mudah sekali mendapatkan tanah, kekuasaan dan mungkin juga kehormata. Ukuran atau kriteria yang bisa dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat kedalam suatu lapisan adalah ukuran kekayaan, kekuasaan, kehormatan, dan ilmu pengetahuan.

D.    Unsur-unsur lapisan masyarakat
1.      Kedudukan (status)
Merupakan tempat seseorang dalam suatu pola tertentu, dan seseorang dapat memiliki beberapa kedudukan. Ada dua macam kedudukan yang dikembangkan dalam masyarakat, yaitu sebagai berikut.
a.   Ascribed status: kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memerhatikan perbedaan-perbedaan rihaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran.
b.      Achieved status: kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja.
c.       Kadang-kadang dibedakan lagi satu macam kedudukan, yaitu assigned status, yang merupakan kedudukan yang diberikan.
2.      Peranan (role)
Peranan merupaka aspek dinamis dari kedudukan, yaitu seseorang yang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya. Susatu peran mencakup paling sedikit tiga hal berikut ini.
a.       Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.
b.      Peranan merupakan suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
c.       Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial.
Dalam buku J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto (2011)
Stratifikasi sosial dan kelas sosial adalah dua hal yang berbeda, namun sering kali dipergunakan secara bergantian hingaa dalam beberapa bagian menjadi rancu. Stratifikasi sosial sebetulnya lebih merujuk pada pembagian sekelompok orang kedalam tingkatan atau strata yang berjenjang secara vertikal. Jadi, ketika kita berbicara tentang stratifikasi sosial, kita bisanya akan lebih banyak mengkaji ikhwal posisi yang tidak sederajat antar-orang atau kelompok dalam masyarakat. Secara umum, stratifikasi sosial juga sering dikaitkan dengan persoalan kesenjangan atau polarisasi sosial.
Sementara itu istilah kelas sebenarnya lebih sempit dari stratifikaso sosial. Istilah kelas lebih merujuk pada satu lapisan atau satu strata tertentu dalam sebuah stratifikasi sosial. Kelas sosial, dengan demikian cenderung diartikan sebagai kelompok yang anggota-anggotanya memiliki orientasi politik, nilai budaya, sikap, dan perilaku sosial yang secara umum sama. Masyarakat kelas menengah ke atas, misalnya, dalam banyak hal memiliki karakteristik yang berbeda dengan masyarakat miskin, bukan hanya dalam hal penampilan fisik mereka, seperti cara berpakaian dan sarana transportasi yang dipergunakan, atau bahkan mereknya. Tetapi, antar mereka biasanya juga berbeda idiologi politik, nilai yang dianut, sikap, dan oerilaku sehari-harinya.
Secara sederhana, perbedaan kelas sosial bisa terjadi dan dilihat dari perbedaan besar penghasilan rata-rata seseorang setiap hari atau setiap bulannya. Namun, seperti yang dikatakan Paul B. Horton dan Chester L. Hunt (1984) bahwa terbentuknya stratifikasi dan kelas-kelas sosial di dalamnya sesungghnya tidak hanya berkaitan dengan uang. Stratifikasi sosial adalah suatu strata atau pelapisan orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum atau rangkaian kesatuan status sosial. Para anggota suatu strata sosial tertentu acapkali memiliki jumlah penghasilan atau uang yang relatif sama. Namun, lebih penting dari itu, mereka memiliki sikap, nilai-nilai, dan gaya hidup yang sama. Semakin rendah kedudukan seseornag di dalam pelapisan sosial, biasanya semakin sedikit pula perkumpulan dan hubungan sosialnya. Orang-orang dari lapisan sosial rendah lebih sedikit berpartisipasi dalam jenis organisasi apa pun –klub, organisasi sosial, lembaga formal, atau bahkan lembaga keagamaan- dari pada orang-orang strata menengah dan atas. Ada kecenderungan kuat, lapisan masyarakat miskin umumnya lebih menarik diri dai tata karma umum, mereka mengambangkan subkultur kelas sosial di atasnya.
Dalam buku Dany Haryanto dan G. Edwin Nugrohadi (2011)
Sistem lapisan sosial dalam sosiologi dikenal dengan istilah social stratification. Ini merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secar bertingkat (hirarkis). Sistem lapisan sosial dapat terjadi dengan sendirinya (dalam proses pertumbuhan masyarakat tersebut) tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk menyusun suatu tujuan bersama.
Selama masyarakat meiliki sesuatu untuk dihargai (setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu untuk dihargai), maka akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan sistem lapisan sosial itu. Sesuatu yang dihargai masyarakat mungkin berupa uang atau benda-benda yang bernilai ekonomis, tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesalehan agama atau mungkin juga keturunan yang terhormat.
Kesimpulan:
Stratifikasi sosial merupakan pembedaan masyarakat kedalam tingkatan-tingkatan tertentu. Pembedaan ini didasari karena setiap orang memiliki potensi yang berbeda-beda sehingga tingkat penghargaan orang lain terhadap dirinya pun akan berbeda. Di sisi lain, stratifikasi sosial juga berfungsi sebagai alat untuk seseorang mendapatkan status dan peran masing-masing yang satu sama lain akan ada perbedaan. Hal tersebut akan memudahkan seseorang dalam melaksanakan apa yang seharusnya dia kerjakan. Sebab, tidak mungkin dalam suatu wilayah tertentu semua orang melakukan pekerjaan yang sama, pasti ada pembagian tugas sesuai dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing individu, dan di situ lah akan ada yang namanya stratifikasi sosial.
Sumber:
Dwi, Narwoko J. dan Bagong Suyanto. 2011. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana.
Haryanto, Dany dan G. Edwin Nugrohadi. 2011. Pengantar Sosiologi Dasar. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Soekanto, Soerdjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar