Sabtu, 19 Januari 2013

KONSEP MASYARAKAT DAN KOMUNITAS



Dalam buku Soekanto (2007)
A.    Masyarakat Setempat (Community)
Istilah community dapat diterjemahkan sebagai “masyarakat setempat”, yang me-nunjukka pada warga sebuah desa, kota, suku, atau bangsa. Apabila anggota-anggota suatu kelompok, baik kelompok itu besar maupun kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehingga merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama, kelompok tadi disebut masyarakat setempat. Sebagai suatu
perumpamaan, kebutuhan, seseorang tidak mungkin secara keseluruhan terpenuhi apabila dia hidup bersama-sama rekan lainnya yang sesuku. Dengan semikian, kriteria yang utama bagi adanya suatu masyarakat setempat adalah adanya social relationships antara anggota suatu kelompok. Dengan mengambil pokok-pokok uraian diatas, dapat dikatakan bahwa masyarakat setempat menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu di mana faktor utama yang menjadi dasar adalah interaksi yang lebih besar di antara para anggotanya, dibandingkan dengan penduduk di luar batas wilayahnya. Dapat disimpulkan secara singkat bahwa masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial yang tertentu. Dasra-dasar masyarakat setempat adalah lokalitas dan perasaan masyarakat setempat tersebut. Adapun unsur-unsur perasaan komuniti adalah seperasaan, sepenanggungan dan saling memerlukan.
B.     Tipe-tipe Masyarakat Setempat
Dalam mengadakan klasifikasi masyarakat setempat, dapat digunakan empat kriteria yang saling berpautan, yaitu:
1.      Jumlah penduduk;
2.      Luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman;
3.      Fungsi-fungsi khusus masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat;
4.      Organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan.

C.     Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
Perbedaan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan adalah sebagai berikut:
Masyarakat Pedesaan
Masyarakat Perkotaan
Warga memiliki hubungan yang lebih erat
Jumlah penduduknya tidak tentu
Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar kekeluargaan
Bersifat individualis
Umumnya hidup dari pertanian
Pekerjaan lebih bervariasi, lebih tegas batasannya dan lebih sulit mencari mencari pekerjaan
Golongan orang tua memegang peranan penting
Perubahan sosial terjadi secara cepat, menimbulkan konflik antara golongan muda dengan golongan orang tua
Dari sudut pemerintahan, hubungan antara penguasa dan rakyat bersifat informal
Interaksi lebih disebabkan faktor kepentingan daripada faktor pribadi
Perhatian masyarakat lebih pada keperluan utama kehidupan
Perhatian lebih pada penggunaan kebutuhan hidup yang dikaitkan dengan masalah prestise
Kehidupan keagamaan lebih kental
Kehidupan keagamaan lebih longgar
Banyak berurbanisasi ke kota karena ada faktor yang menarik dari kota
Banyak migran yang berasal dari daerah dan berakibat negatif di kota, yaitu pengangguran, naiknya kriminalitas, persoalan rumah, dan lain-lain.

Dalam buku Miriam Budiardjo (2008)
Masyarakat adalah keseluruhan antara hubungan-hubungan antar manusia. Robert M. Mclver mengatakan: “masyarakat adalah suatu sistem hubungan-hubungan yang ditata (Society means a system of ordered relation).
Biasanya anggota-anggota masyarakat menghuni suatu wilayah geografis yang mepunyai kebudayaan-kebudayaan dan lembaga-lembaga yang kira-kira sama. Masyarakat dapat menunjuk pada masyarakat kecil, misalnya, masyarakat etnis kelompok Batak di Sumatera Utara, atau suatu masyarakat yang lebih luas nation state seperti masyarakat Indonesia. Dalam masyarakat seperti ini anggota masyarakat dapat berinteraksi satu sama lain karena faktor budaya dan faktor agama, dan/atau etnis.
Semua ilmu sosial mempelajari manusia sebagai anggota kelompok. Timbulnya kelompok-kelompok itu adalah karena dua sifat manusia yang bertentangan satu sama lain; di satu pihak ia ingin kerja sama, di pihak lain ia cenderung untuk bersaing dengan sesama manusia.
Manusia mempunyai naluri (instinct) untuk hidup bersama dengan orang lain secara harmonis. Setiap manusia mempunyai kebutuhan fisik maupun mental yang sukar dipenuhinya seorang diri, maka ia bekerja sama untuk mencapai beberapa nilai (value). Ia perlu makan, minum, berkeluarga dan bergerak secara aman, dan sebagainya. Untuk memenuhi keperluan-keperluan dan kepentingan-kepentingan itu ia mengadakan hubungan dan interaksi dengan orang lain dengan jalan mengorganisir bermacam-macam kelompok dan asosiasi. Kelompok yang paling pokok adalah keluarga, tetapi masih banyak asosiasi lain yang memenuhi bermacam-macam kebutuhan manusia. Misalnya, untuk mengejar kepentingannya di bidang ekonomi didirikan asosiasi ekonomi seperti koperasi, perkumpulan perdagangan, perkumpulan nelayan, dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan di bidang spiritual diadakan perkumpulan agama, perkumpulan kebatinan, dan sebagainya; untuk memenuhi kebutuhan menambah pengetahuan didirikan sekolah-sekolah, kursus-kursus, dan sebagainya.
Di dalam kehidupan berkelompok dan dalam hubungannya dengan manusia lain, pada dasarnya setiap manusia menginginkan beberapa nilai. Dalam mengamati masyarakat di sekelilingnya, yaitu masyarakat barat, Harold Laswell merinci delapan nilai, yaitu:
1.      Kekuasaan (power)
2.      Kekayaan (wealt)
3.      Penghormatan (respect)
4.      Kesehatan (well-being)
5.      Kejujuran (rectitude)
6.      Keterampilan (skill)
7.      Pendidikan/penerangan (enlightenment)
8.      Kasih sayang (affection)
Dengan adanya beberapa nilai dan kebutuhan yang harus dilayani itu, maka manusia menjadi anggota dari beberapa kelompok sekaligus.

Dalam buku Koentjaraningrat (2009)
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling “bergaul”, atau dengan istilah ilmiyah, saling “berinteraksi”. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana agar warganya dapat saling berinteraksi. Negara modern misalnya, merupakan kesatuan manusia dengan berbagai macam prasarana, yang memungkinkan para warganya untuk berinteraksi secara intensif, dan dengan dengan frekuensi yang tinggi. Suatu negara modern mempunyai jaringan komunikasi berupa jaringan jalan raya, jaringan jalan kereta api, jaringan perhubungan udara, jaringan telekomunikasi, sistem radio dan TV, berbagai macam surat kabar di tingkat nasional, suatu sistem upacara pada hari-hari raya nasional dan sebagainya. Negara dengan wilatah geografis yang lebih kecil berpotensi untuk berinteraksi secara intendif daripada negara dengan wilayah geografis yang sangat luas. Tambahan pula bila negara tersebut berupa kepulauan, seperti halnya negara kita.
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah sekumpulan individu atau kelompok yang menempati suatu wilayah tertentu, berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.
Sumber
Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Poltik. Jakarta: PY Gamedia Pustaka Utama.
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Soekanto, Soerdjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar