Dalam
buku Soekanto (2007)
A. Masyarakat
Setempat (Community)
Istilah
community dapat diterjemahkan sebagai
“masyarakat setempat”, yang me-nunjukka pada warga sebuah desa, kota, suku,
atau bangsa. Apabila anggota-anggota suatu kelompok, baik kelompok itu besar
maupun kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehingga merasakan bahwa kelompok
tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama, kelompok tadi
disebut masyarakat setempat. Sebagai suatu
perumpamaan, kebutuhan, seseorang tidak mungkin secara keseluruhan terpenuhi apabila dia hidup bersama-sama rekan lainnya yang sesuku. Dengan semikian, kriteria yang utama bagi adanya suatu masyarakat setempat adalah adanya social relationships antara anggota suatu kelompok. Dengan mengambil pokok-pokok uraian diatas, dapat dikatakan bahwa masyarakat setempat menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu di mana faktor utama yang menjadi dasar adalah interaksi yang lebih besar di antara para anggotanya, dibandingkan dengan penduduk di luar batas wilayahnya. Dapat disimpulkan secara singkat bahwa masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial yang tertentu. Dasra-dasar masyarakat setempat adalah lokalitas dan perasaan masyarakat setempat tersebut. Adapun unsur-unsur perasaan komuniti adalah seperasaan, sepenanggungan dan saling memerlukan.
perumpamaan, kebutuhan, seseorang tidak mungkin secara keseluruhan terpenuhi apabila dia hidup bersama-sama rekan lainnya yang sesuku. Dengan semikian, kriteria yang utama bagi adanya suatu masyarakat setempat adalah adanya social relationships antara anggota suatu kelompok. Dengan mengambil pokok-pokok uraian diatas, dapat dikatakan bahwa masyarakat setempat menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu di mana faktor utama yang menjadi dasar adalah interaksi yang lebih besar di antara para anggotanya, dibandingkan dengan penduduk di luar batas wilayahnya. Dapat disimpulkan secara singkat bahwa masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial yang tertentu. Dasra-dasar masyarakat setempat adalah lokalitas dan perasaan masyarakat setempat tersebut. Adapun unsur-unsur perasaan komuniti adalah seperasaan, sepenanggungan dan saling memerlukan.
B. Tipe-tipe
Masyarakat Setempat
Dalam
mengadakan klasifikasi masyarakat setempat, dapat digunakan empat kriteria yang
saling berpautan, yaitu:
1. Jumlah
penduduk;
2. Luas,
kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman;
3. Fungsi-fungsi
khusus masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat;
4. Organisasi
masyarakat setempat yang bersangkutan.
C. Masyarakat
Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
Perbedaan
antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan adalah sebagai berikut:
Masyarakat Pedesaan
|
Masyarakat Perkotaan
|
Warga memiliki hubungan yang lebih erat
|
Jumlah
penduduknya tidak tentu
|
Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar
kekeluargaan
|
Bersifat
individualis
|
Umumnya hidup dari pertanian
|
Pekerjaan
lebih bervariasi, lebih tegas batasannya dan lebih sulit mencari mencari
pekerjaan
|
Golongan orang tua memegang peranan penting
|
Perubahan
sosial terjadi secara cepat, menimbulkan konflik antara golongan muda dengan golongan
orang tua
|
Dari sudut pemerintahan, hubungan antara penguasa
dan rakyat bersifat informal
|
Interaksi
lebih disebabkan faktor kepentingan daripada faktor pribadi
|
Perhatian masyarakat lebih pada keperluan utama
kehidupan
|
Perhatian
lebih pada penggunaan kebutuhan hidup yang dikaitkan dengan masalah prestise
|
Kehidupan keagamaan lebih kental
|
Kehidupan
keagamaan lebih longgar
|
Banyak berurbanisasi ke kota karena ada faktor
yang menarik dari kota
|
Banyak
migran yang berasal dari daerah dan berakibat negatif di kota, yaitu
pengangguran, naiknya kriminalitas, persoalan rumah, dan lain-lain.
|
Dalam
buku Miriam Budiardjo (2008)
Masyarakat
adalah keseluruhan antara hubungan-hubungan antar manusia. Robert M. Mclver
mengatakan: “masyarakat adalah suatu sistem hubungan-hubungan yang ditata (Society means a system of ordered relation).
Biasanya
anggota-anggota masyarakat menghuni suatu wilayah geografis yang mepunyai
kebudayaan-kebudayaan dan lembaga-lembaga yang kira-kira sama. Masyarakat dapat
menunjuk pada masyarakat kecil, misalnya, masyarakat etnis kelompok Batak di
Sumatera Utara, atau suatu masyarakat yang lebih luas nation state seperti masyarakat Indonesia. Dalam masyarakat seperti
ini anggota masyarakat dapat berinteraksi satu sama lain karena faktor budaya
dan faktor agama, dan/atau etnis.
Semua
ilmu sosial mempelajari manusia sebagai anggota kelompok. Timbulnya
kelompok-kelompok itu adalah karena dua sifat manusia yang bertentangan satu
sama lain; di satu pihak ia ingin kerja sama, di pihak lain ia cenderung untuk
bersaing dengan sesama manusia.
Manusia
mempunyai naluri (instinct) untuk
hidup bersama dengan orang lain secara harmonis. Setiap manusia mempunyai
kebutuhan fisik maupun mental yang sukar dipenuhinya seorang diri, maka ia
bekerja sama untuk mencapai beberapa nilai (value).
Ia perlu makan, minum, berkeluarga dan bergerak secara aman, dan sebagainya.
Untuk memenuhi keperluan-keperluan dan kepentingan-kepentingan itu ia
mengadakan hubungan dan interaksi dengan orang lain dengan jalan mengorganisir
bermacam-macam kelompok dan asosiasi. Kelompok yang paling pokok adalah
keluarga, tetapi masih banyak asosiasi lain yang memenuhi bermacam-macam
kebutuhan manusia. Misalnya, untuk mengejar kepentingannya di bidang ekonomi didirikan
asosiasi ekonomi seperti koperasi, perkumpulan perdagangan, perkumpulan
nelayan, dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan di bidang spiritual diadakan
perkumpulan agama, perkumpulan kebatinan, dan sebagainya; untuk memenuhi
kebutuhan menambah pengetahuan didirikan sekolah-sekolah, kursus-kursus, dan
sebagainya.
Di
dalam kehidupan berkelompok dan dalam hubungannya dengan manusia lain, pada
dasarnya setiap manusia menginginkan beberapa nilai. Dalam mengamati masyarakat
di sekelilingnya, yaitu masyarakat barat, Harold Laswell merinci delapan nilai,
yaitu:
1. Kekuasaan
(power)
2. Kekayaan
(wealt)
3. Penghormatan
(respect)
4. Kesehatan
(well-being)
5. Kejujuran
(rectitude)
6. Keterampilan
(skill)
7. Pendidikan/penerangan
(enlightenment)
8. Kasih
sayang (affection)
Dengan
adanya beberapa nilai dan kebutuhan yang harus dilayani itu, maka manusia
menjadi anggota dari beberapa kelompok sekaligus.
Dalam buku Koentjaraningrat (2009)
Masyarakat
adalah sekumpulan manusia yang saling “bergaul”, atau dengan istilah ilmiyah,
saling “berinteraksi”. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana agar
warganya dapat saling berinteraksi. Negara modern misalnya, merupakan kesatuan
manusia dengan berbagai macam prasarana, yang memungkinkan para warganya untuk
berinteraksi secara intensif, dan dengan dengan frekuensi yang tinggi. Suatu
negara modern mempunyai jaringan komunikasi berupa jaringan jalan raya,
jaringan jalan kereta api, jaringan perhubungan udara, jaringan telekomunikasi,
sistem radio dan TV, berbagai macam surat kabar di tingkat nasional, suatu
sistem upacara pada hari-hari raya nasional dan sebagainya. Negara dengan
wilatah geografis yang lebih kecil berpotensi untuk berinteraksi secara
intendif daripada negara dengan wilayah geografis yang sangat luas. Tambahan
pula bila negara tersebut berupa kepulauan, seperti halnya negara kita.
Kesimpulan
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah sekumpulan individu
atau kelompok yang menempati suatu wilayah tertentu, berinteraksi menurut suatu
sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan terikat oleh suatu
rasa identitas yang sama.
Sumber
Budiardjo,
Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Poltik. Jakarta: PY Gamedia Pustaka Utama.
Koentjaraningrat.
2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Soekanto,
Soerdjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar